Sabtu, 21 September 2013

TIPS OPTIMASI QUERY SQL SERVER

Menentukan Tipe Data yang tepat

Tipe data merupakan permasalahan yang gampang-gampang susah. Dari sisi daya tampung, tipe data yang terlalu kecil atau sebaliknya terlalu besar bagi suatu field, dapat menimbulkan masalah seiring dengan pertambahan data yang pesat setiap harinya.

Menentukan tipe data yang tepat memerlukan ketelitian dan analisa yang baik. Sebagai contoh, kita perlu mengetahui kapan kita menggunakan tipe data char atau varchar.

Keduanya menampung karakter, bedanya char menyediakan ukuran penyimpanan yang tetap (fixed-length), sedangkan varchar menyediakan ukuran penyimpanan sesuai dengan isi data (variable-length).

Patokan umum adalah menggunakan tipe data char jika field tersebut diperuntukkan untuk data dengan panjang yang konsisten. Misalnya kode pos, bulan yang terdiri dari dua digit (01 sampai 12), dan seterusnya. Varchar digunakan jika data yang ingin disimpan memiliki panjang yang bervariasi, atau gunakan varchar(max) jika ukurannya melebihi 8000 byte.



Query yang Mudah Terbaca

Karena SQL merupakan bahasa declarative, maka tidak mengherankan jika kita membuat query berbentuk kalimat nan panjang walaupun mungkin hanya untuk keperluan menampilkan satu field!

Jangan biarkan query kita susah dibaca dan dipahami, kecuali kita memang berniat membuat pusing siapapun yang melihat query Anda. Query panjang yang ditulis dalam 1 baris jelas akan menyulitkan modifikasi dan pemahaman, akan jauh lebih baik jika menuliskan query dalam format yang mudah dicerna.

Pemilihan huruf besar dan kecil juga dapat mempermudah pembacaan, misalnya dengan konsisten menuliskan keyword SQL dalam huruf kapital, dan tambahkan komentar bilamana diperlukan.



Hindari Allow Null

Jika memungkinkan, kurangi penggunaan field yang memperbolehkan nilai null. Sebagai gantinya, kita dapat memberikan nilai default pada field tersebut.

Nilai null kadang rancu dalam intepretasi programmer dan dapat mengakibatkan kesalahan logika pemrograman. Selain itu, field null mengonsumsi byte tambahan sehingga menambah beban pada query yang mengaksesnya.



Hindari SELECT *

Select mungkin merupakan keyword yang paling sering digunakan, karena itu optimasi pada perintah  SELECT sangat mungkin dapat memperbaiki kinerja aplikasi secara keseluruhan.

SELECT * digunakan untuk melakukan query semua field yang terdapat pada sebuah table, tetapi jika hanya ingin memproses field tertentu, maka sebaiknya kita menuliskan field yang ingin diakses saja, sehingga query Anda menjadi SELECT field1, field2, field3 dan seterusnya (jangan pedulikan kode program yang menjadi lebih panjang!). Hal ini akan mengurangi beban lalu lintas jaringan dan lock pada table, terutama jika table tersebut memiliki banyak field dan berukuran besar.



Kecepatan Akses Operator

WHERE 1=1 dan WHERE 0 <> 1 sama-sama merupakan kondisi yang menghasilkan nilai true. Tetapi, dalam hal ini lebih baik Anda menggunakan WHERE 1=1 daripada WHERE 0 <> 1. Hal ini dikarenakan operator = diproses lebih cepat dibandingkan dengan operator <>.

Dari sisi kinerja, urutan operator yang diproses paling cepat adalah:

1. =

2. >, >=, <. <=

3. LIKE

4. <>

Tidak dalam setiap kondisi operator dapat disubtitusikan seperti contoh sederhana di atas, tetapi prioritaskanlah penggunaan operator yang tercepat.



Batasi Penggunaan Function

Gunakan fungsi-fungsi yang disediakan SQL seperlunya saja.

Sebagai contoh, jika kita menemukan query sebagai berikut:



SELECT nama FROM tbl_teman WHERE ucase(nama) = ‘ABC’



nampak query tersebut ingin mencari record yang memiliki data berisi “abc”, fungsi ucase digunakan untuk mengubah isi field nama menjadi huruf besar dan dibandingkan dengan konstanta “ABC” untuk meyakinkan bahwa semua data “abc” akan tampil, walaupun dituliskan dengan huruf kecil, besar, ataupun kombinasinya.

Tetapi, cobalah mengganti query tersebut menjadi SELECT nama FROM tbl_teman WHERE nama = ‘ABC’, perhatikan query ini tidak menggunakan  function ucase. Apakah menghasilkan result yang sama dengan query pertama? Jika pengaturan database kita tidak case-sensitive (dan umumnya secara default memang tidak case-sensitive), maka hasil kedua query tersebut adalah sama. Artinya, dalam kasus ini, sebenarnya tidak perlu menggunakan function ucase!



Baca dari Kiri ke Kanan

Query yang Anda tulis akan diproses dari kiri ke kanan, misalkan terdapat query WHERE kondisi1 AND kondisi2 AND kondisi3, maka kondisi1 akan terlebih dahulu dievaluasi, lalu kemudian kondisi2, kondisi3, dan seterusnya. Tentunya dengan asumsi tidak ada kondisi yang diprioritaskan/dikelompokkan dengan menggunakan tanda kurung.

Logika operator AND akan langsung menghasilkan nilai false saat ditemukan salah satu kondisi false, maka letakkan kondisi yang paling mungkin memiliki nilai false pada posisi paling kiri. Hal ini dimaksudkan agar SQL tidak perlu lagi mengevaluasi kondisi berikutnya saat menemukan salah satu kondisi telah bernilai false.

Jika kita bingung memilih kondisi mana yang layak menempati posisi terkiri karena kemungkinan falsenya sama atau tidak bisa diprediksi, pilih kondisi yang lebih sederhana untuk diproses.



Batasi ORDER BY

Penggunaan ORDER BY  yang berfungsi untuk mengurutkan data, ternyata memiliki konsekuensi menambah beban query, karena akan menambah satu proses lagi, yaitu proses sort.

Karena itu gunakan ORDER BY hanya jika benar-benar dibutuhkan oleh aplikasi.

Atau jika dimungkinkan, kita dapat melakukan pengurutan pada sisi client dan tidak pada sisi server. Misalnya dengan menampung data terlebih dahulu pada komponen grid dan melakukan sortir pada grid tersebut sesuai kebutuhan pengguna. Lebih baik lakukan proses Pengurutan / Sorting pada aplikasi, bukan di Query.



Subquery Atau JOIN

Adakalanya sebuah instruksi dapat dituliskan dalam bentuk subquery atau perintah JOIN, disarankan memprioritaskan penggunaan JOIN karena dalam kasus yang umum akan menghasilkan performa yang lebih cepat.

Walaupun demikian, mengolah query merupakan suatu seni, selalu ada kemungkinan ternyata subquery bekerja lebih cepat dibandingkan JOIN, misalnya dalam kondisi penggunaan JOIN yang terlalu banyak, ataupun logika query yang belum optimal.



Gunakan WHERE dalam SELECT

Saat sebuah tabel dengan jumlah data yang sangat besar diproses, juga terjadi proses lock terhadap tabel tersebut sehingga menyulitkan pengaksesan tabe l yang bersangkutan oleh pengguna yang lain.

Bahkan jika kita bermaksud memanggil seluruh record, tetap menggunakan WHERE merupakan kebiasaan yang baik.

Jika kita telah menggunakan WHERE pada awal query, maka kapanpun kita ingin menambahkan kondisi tertentu, tinggal menyambung query tersebut dengan klausa AND diikuti kondisi yang diinginkan.

Tapi bagaimana menggunakan WHERE jika benar-benar tidak ada kondisi apapun? Kita dapat menuliskan suatu kondisi yang pasti bernilai true, misalnya SELECT …. WHERE 1=1. Bahkan tools open source phpMyAdmin yang berfungsi untuk menangani database MySQL selalu menyertakan default klausa WHERE 1 pada perintah SELECT, di mana angka 1 pada MySQL berarti nilai true.



Membatasi Jumlah Record

Bayangkan Anda menampilkan isi sebuah table dengan menggunakan SELECT, dan ternyata table tersebut memiliki jutaan record yang sangat tidak diharapkan untuk tampil seluruhnya.

Skenario yang lebih buruk masih dapat terjadi, yaitu query tersebut diakses oleh ratusan pengguna lain dalam waktu bersamaan!

Untuk itu, Anda perlu membatasi jumlah record yang berpotensi mengembalikan record dalam jumlah besar (kecuali memang benar-benar dibutuhkan), pada SQL Server, Anda dapat menggunakan operator TOP di dalam perintah SELECT.

Contohnya SELECT TOP 100 nama…  akan menampilkan 100 record teratas field nama.

Jika menggunakan MySQL, Anda dapat menggunakan LIMIT untuk keperluan yang sama.



Gambar dalam Database

Database memang tidak hanya diperuntukkan sebagai penyimpanan teks saja, tetapi dapat juga berupa gambar. Kalau pepatah mengatakan sebuah gambar bermakna sejuta kata, tidak berarti kita harus menyediakan tempat penyimpanan seukuran sejuta kata untuk menampung satu gambar! Akan lebih baik bagi kinerja database jika Anda hanya menyimpan  link atau lokasi gambar di dalam database, dibandingkan menyimpan fisik gambar tersebut.

Kecuali jika Anda tidak memiliki pilihan lain, misalnya karena alasan keamanan atau tidak tersedianya tempat penyimpanan lain untuk gambar selain di dalam database.

Tetapi, jelas jika kita dapat memisahkan gambar secara fisik dari database, maka ukuran dan beban database akan relatif berkurang drastis, proses seperti back-up dan migrasi akan lebih mudah dilakukan.



Pengukuran Kinerja

Terdapat  tools optimizer yang bervariasi untuk tiap RDBMS, kita dapat menggunakannya sebagai panduan untuk meningkatkan kinerja query, di mana kita dapat mengetahui berapa lama waktu eksekusi atau operasi apa saja yang dilakukan sebuah query.

Jika kita menemukan sebuah query tampak tidak optimal, berusahalah menulis ulang query tersebut dengan teknik dan metode yang lebih baik. Semakin banyak query yang dapat dioptimasi, akan semakin baik kinerja aplikasi kita. Terutama saat frekuensi pemakaian query tersebut relatif tinggi.



Back-up

Buatlah back-up otomatis secara periodik, sebaiknya tes dan simulasikan prosedur restore database dan perhitungkan waktu yang diperlukan untuk membuat sistem pulih kembali jika terjadi sesuatu yang tidak diharapkan pada database.

Lakukan proses back-up pada waktu di mana aktivitas relatif rendah agar tidak mengganggu kegiatan operasional.



Jangan ragu mencoba menuliskan ulang query dengan cara lain jika melihat kemungkinan peningkatan kinerja, contohnya pada potongan query berikut:



WHERE SUBSTRING(nama,1,1) =’b’



Query di atas akan mengambil record dengan kondisi karakter pertama kolom nama adalah “b”, sehingga akan tampil isi record seperti “Budi”, “Badu”, “Benny” dan seterusnya.



Cara lain untuk menghasilkan record yang sama adalah sebagai berikut:



WHERE nama LIKE ‘b%’



Hasil yang ditampilkan kedua query tersebut akan sama, tetapi performa yang dihasilkan (terutama untuk record berukuran besar) akan berbeda.  Umumnya kondisi LIKE akan bekerja dengan lebih cepat dibandingkan function SUBSTRING.



Contoh lain yang lebih kompleks adalah seperti query berikut:



SELECT NIP, nama FROM tbl_pegawai WHERE dept = ‘IT’ OR kota= ‘jakarta’ OR divisi = ‘programer’



Perhatikan query di atas memiliki tiga kondisi yang dipisahkan oleh klausa OR. Alternatif lain adalah dengan menuliskan query sebagai berikut:



SELECT NIP, nama FROM tbl_pegawai WHERE dept = ‘IT’

UNION ALL

SELECT NIP, nama FROM tbl_pegawai WHERE kota = ‘jakarta’

UNION ALL

SELECT NIP, nama FROM tbl_pegawai WHERE divisi = ‘programer’



Walaupun penulisan query menjadi lebih panjang, bisa jadi alternatif ini akan lebih baik. Mengapa? Dengan asumsi field dept memiliki index, sementara field kota dan divisi tidak diindex, query pertama tidak akan menggunakan index dan melakukan table scan. Berbeda dengan query kedua, index akan tetap dilakukan pada sebagian query sehingga akan menghasilkan kinerja yang relatif lebih baik.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar