Kamis, 09 Januari 2014

Review Jurnal Tema 1 ch-08 - Recovery (SBD)



recovery database adalah aktivitas menggantikan suatu database yang telah ada atau membuat database baru berdasarkan salinan dari database sebelumnya. Recovery ini dibuat menggunakan log transaksi atau log arsip untuk memajukan database menjadi lebih konsisten.

Ada 3 model dari teknik recovery data konvensional yaitu :
a.    Model recovery berdasar waktu : merecovery data hingga titik waktu yang spesifik
b.    Model recovery berdasar transaksi : database akan maju hingga transaksi dari file log transaksi tertentu terjadi.
c.     Model recovery berdasar perubahan : didasarkan pada jumlah perubahan yang dilakukan

Untuk model-model di atas, user atau administrator dari database harus memperhatikan 3 hal berikut :
a.    Informasi timestamp, untuk kasus model recovery berdasar waktu
b.    Lokasi file log dan nama informasi, untuk model recovery berdasar transaksi
c.     Jumlah perubahan sistem / jumlah sekuensial log untuk kasus model berdasar perubahan

Kelemahan dengan model ini adalah bahwa pemulihan database tanpa kehilangan data tidak mungkin kecuali dan sampai ada yang diantara tiga input di atas diketahui secara akurat.
Jika salah satu dari tiga poin di atas tidak diketahui secara akurat maka pemulihan / recovery tidak mungkin dilakukan. Misalnya, jika pengguna Joe tahu bahwa ia telah melakukan operasi bisnis perbankan EOD pada database yang telah memasuki data yang tidak valid ke dalam tabel data pada 23-4-2007 antara 2 dan 14:30. Tapi karena tepat Informasi timestamp yang hilang kita harus mengikuti proses berulang-ulang menggunakan trial and error

Ada banyak jenis kegagalan dan oleh karena itu, ada berbagai jenis pemulihan. Selalu ada batasan untuk jenis pemulihan yang dapat diterapkan. Karena mekanisme pemulihan hanya akan mengatasi kegagalan tertentu, maka mungkin tidak mengatasi kegagalan yang langka, yang belum terpikirkan,
atau yang bahkan terlalu mahal untuk dipulihkan. Misalnya, kerusakan pada inti disk dapat merusak tidak hanya data tetapi juga data recovery. Oleh karena itu akan lebih baik untuk menyimpan data pemulihan pada perangkat terpisah. Namun, ada juga kegagalan lain yang mempengaruhi perangkat yang terpisah, contohnya kerusakan mesin pada perangkat yang memulihkan data dari perangkat lain.

Jenis-jenis pemulihan yang ada adalah:
1.     Pemulihan ke keadaan yang benar.
2.    Pemulihan ke keadaan yang benar yang ada pada beberapa saat di masa lalu (yaitu, checkpoint).
3.    Pemulihan ke keadaan sebelumnya yang mungkin; ini akan diijinkan misalnya, restorasi dari satu keadaan yang sudah ada sebelumnya yang menyatakan file yang mungkin tidak pernah ada secara bersamaan sebelumnya.
4.    Pemulihan ke keadaan valid.
5.    Pemulihan ke keadaan yang konsisten.

referensi :  


Rabu, 01 Januari 2014

Review Jurnal Tema 2 ch-12 (SBD)



Basis data pada dasarnya merupakan kumpulan data. Di dalamnya bisa terdapat tabel-tabel dengan banyak atribut dan berbagai macam tipe data. Basis data biasanya tersimpan dalam satu server yang pasti diakses oleh banyak klien dan secara bersamaan. Semakin banyak yang mengakses, akan membuat beban server menjadi berat dan bukan tidak mungkin terjadi error. Bayangkan suatu perusahaan besar yang memiliki banyak cabang tersebar memiliki database terpusat hanya pada satu server. Jutaan lebih data diakses setiap waktu dan transaksi data terus terjadi tanpa henti. Jumlah data semakin meningkat namun pengolahan data hanya terjadi secara terpusat, hasilnya menjadi tidak optimal karena memerlukan waktu respon yang tinggi, sementara tujuan basis data adalah meminimalkan waktu respon. Untuk mengatasi masalah tersebut bisa dipakai arsitektur basis data terdistribusi daripada arsitektur basis data terpusat. Basis data dapat disimpan dalam beberapa server dengan platform yang berbeda di lokasi yang berbeda pula. Setiap server cabang mengelola data secara lokal namun tetap terintegrasi dan tersinkronisasi satu sama lain. Contoh kasusnya pada warnet besar yang memiliki 5 cabang. Seorang pelanggan warnet mendaftar sebagai member di cabang 1. Keuntungan menjadi member adalah mendapat diskon 20% setiap kali memakai jasa warnet tersebut. Data pelanggan akan tersimpan pada cabang 1 namun pelanggan tetap dapat menggunakan fasilitas membernya pada semua cabang tanpa harus mendaftar lagi pada cabang yang lain, karena basis data warnet tersebut saling terintegrasi satu sama lain. Pada database terdistribusi terdapat database logis yang secara fisik tersebar pada beberapa komputer server yang berbeda lokasi dengan dihubungkan melalui jaringan komunikasi data. Dengan adanya basis data terdistribusi akan memberi keuntungan seperti, meminimalkan waktu respon dan menurunkan biaya komunikasi data. Dengan beberapa keuntungan yang diberikan tentu basis data ini juga memiliki kekurangan seperti, tingginya kompleksitas dan adanya resiko integritas data, juga Membutuhkan koneksi jaringan yang bersifat private (VPN – Virtual Private Network) agar dapat mengakses data pada database – database yang tersebar.

Untuk menjaga basis data terdistribusi tetap update, cara yang dilakukan adalah : Replikasi dan Partisi.
Dengan adanya replikasi data, maka data dapat diduplikasi pada lebih dari satu database server Dalam proses ini, satu basis data dijadikan master, kemudian diperbanyak menjadi sejumlah duplikat. Selama proses duplikasi berlangsung, perubahan hanya boleh dilakukan pada basis data master agar data lokal tidak tertimpa. Tipe replikasi data yang dapat digunakan dibagi menjadi 2 cara, yaitu:
1. Replikasi Push : server pusat melakukan sinkronisasi data pada tiap server lokal.  Kontrol sinkronisasi terdapat pada server pusat dan server lokal hanya dapat menerima perubahan yang dilakukan oleh server pusat tersebut.
2.  Replikasi Pull : server lokal yang menentukan kapan perubahan data akan dilakukan sinkronisasi dengan server pusat. Proses sinkronisasi data menjadi tidak terlalu mengganggu dan proses replikasi hanya akan dilakukan pada saat server lokal membutuhkannya.

Ada dua teknik replikasi yaitu Single Master Replicated dan Multi Master Replicated. Dengan metode Single Master Replicated, salah satu komputer berfungsi sebagai master dan yang lainnya berfungsi sebagai slave. Pada prosesnya, komputer master dapat melakukan read dan write ke dalam database. Sedangkan komputer slave, hanya dapat melakukan read saja kedalam Basis Data tersebut. Apabila dilakukan perubahan data pada master, maka otomatis data pada slave akan berubah. Tetapi jika dilakukan perubahan data pada slave, Basis Datapada master tidak akan berubah. Metode Single Master Replicated bertipe replikasi push.
Sedangkan dalam metode Multi Master Replicated semua komputer berfungsi sebagai master server. Pada prosesnya, setiap komputer dapat melakukan write dan read data didalam database. Jika dilakukan perubahan data pada komputer 1, maka otomatis data pada komputer 2 akan berubah dan sebaliknya.  Artinya setiap master dapat mengubah dan menambah data pada Basis Data yang akan didistribusikan.

Partisi database juga dilakukan dengan memecah database menjadi bebrapa fragmen. Ada 3 metode dalam melakukan partisi yaitu : Partisi Horizontal, Partisi Vertikal dan Partisi Hybrid.
1.   Partisi Horizontal merupakan metode partisi data yang digunakan untuk mengambil data yang ada secara baris record. Beberapa data yang mempunyai hubungan (relation) disimpan dalam bentuk record pada server pusat dan server lokal, dimana data yang mempunyai relasi ini nantinya digunakan untuk menghubungkan dalam melakukan query.
2.  Partisi Vertikal merupakan metode partisi data yang mengambil data secara kolom. Hampir sama seperti pada partisi horizontal, bedanya adalah pada partisi vertikal agak sulit dalam melakukan penggabungan data hasil query, karena membutuhkan operasi join. Berbeda dengan partisi horizontal yang membutuhkan operasi union yang lebih mudah dalam melakukan penggabungan data hasil query.
3. Partisi Hybrid merupakan metode yang menggabungkan metode partisi horizontal dan partisi vertikal. Sehingga dengan metode hybrid ini, maka penggabungan data hasil query dari komputer server yang tersebar dapat disesuaikan dengan kebutuhan

model akses database terdistribusi dapat dibangun berdasarkan pendekatan services oriented architecture dimana dapat meningkatkan performa akses data yang lebih baik terhadap data yang tersebar.

Source :